Sun. Oct 6th, 2024

LSP P1 PNM Gelar Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja (PSKK) – BNSP Tahun 2023

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P1 Politeknik Negeri Madiun (PNM) menggelar kegiatan Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja (PSKK) – BNSP tahun 2023. Rangkaian kegiatan diawali dari pra uji kompetensi (ujikom) sampai dengan pelaksanaan ujikom dilakukan mulai tanggal 3-17 Mei 2023. Sedangkan lokasi ujikom bertempat di masing-masing laboratorium Program Studi (Prodi) sebagai tempat uji kompetensi (TUK).

Tahun ini merupakan kali keempat LSP P1 PNM mengadakan sertifikasi kompetensi, namun menjadi kali pertama PNM mendapatkan pendanaan dari PSKK-BNSP. Sebelumnya pada tahun 2022 LSP P1 PNM menggelar sertikom dengan pendanaan dari Kemendikbud.

Ketua LSP P1 PNM Rakhmad Gusta Putra, S.T., M.T. mengatakan bahwa kali ini LSP P1 PNM mendapatkan dana hibah dari PSKK-BNSP sebanyak tiga paket. “Kita mengajukan 15 paket untuk enam skema, tapi yang disetujui tiga paket,” ujar Rakhmad.

“Sambil nunggu yang dari Diksi seperti tahun lalu. Semoga dapatnya seperti tahun lalu setidaknya. Jadi paling tidak ada peningkatan tambahan program ini untuk mahasiswa yang baru lulus (red: sudah tersertifikasi),” lanjutnya.

Lewat pendanaan dari PSKK-BNSP, LSP P1 PNM membuka tiga skema yakni Skema Okupasi Pemimpin Perjalanan Wisata (Tour Leader), Skema Okupasi Sekretaris (Secretary), dan Skema Okupasi Junior Engineer. Masing-masing skema terdiri dari satu paket atau 20 peserta/mahasiswa.

Rangkaian kegiatan ujikom diawali dengan Skema Okupasi Pemimpin Perjalanan Wisata (Tour Leader) pada Sabtu (06/05). Ujikom tersebut bertempat di TUK Laboratorium Bahasa Inggris dan Laboratorium Mini Bank, Gedung A, Kampus 2 PNM yang diikuti oleh 20 mahasiswa Prodi Bahasa Inggris. Pengujinya pun dosen Prodi Bahasa Inggris yang telah memiliki sertifikat sebagai asesor, yakni Muhyiddin Aziz, S.S., M.Pd. dan Titik Rahayu, S.Pd., M.Pd.

Ujikom Skema Okupasi Pemimpin Perjalanan Wisata (Tour Leader) sendiri dilakukan dengan menilai kompetensi mahasiswa melalui pembuatan itinerary, budgeting, dan daftar peserta. Selain itu juga terdapat total 22 unit kompetensi yang diujikan.

Selanjutnya yakni ujikom Skema Okupasi Sekretaris (Secretary) yang dilaksanakan di TUK Laboratorium Perkantoran, Gedung A, Kampus 2 PNM pada Senin (08/05). Pengujinya ialah dosen PNM yang telah memiliki sertifikat sebagai asesor, yaitu Eva Mirza Syafitri, S.Pd., M.Pd. dan Sundaru Guntur Wibowo, S.H., M.Kn.

Ujikom Skema Okupasi Sekretaris (Secretary) sendiri terkait dengan tugas-tugas sekretaris, mulai dari komunikasi, kemampuan menerima tamu, bertelepon, pelayanan pelanggan, grooming, perjalanan dinas, petty cash dan jadwal pimpinan.

Terakhir yakni ujikom Skema Okupasi Junior Engineer yang dilaksanakan pada Rabu (17/05) di TUK Teknik Komputer Kontrol. Asesor yang bertugas berasal dosen PNM yakni R. Gaguk Pratama Yudha, S.ST., M.T. dan Sulfan Bagus Setyawan, S.ST., M.T.

Skema Okupasi Junior Engineer mengujikan sembilan unit kompetensi yang dijadikan dalam tiga rumpun skema. Di antaranya kelistrikan dan sensor pneumatik, pemrograman dan flowchart, serta mesin perkakas dan memelihara lingkungan kerja yang terkait bidang otomasi industri.

Sebagai tambahan informasi, setiap penilai yang merupakan dosen PNM bersertifikat asesor menguji 10 peserta/mahasiswa. Sedangkan metode yang digunakan untuk melakukan ujikom di antaranya praktik demonstrasi, tes tulis, maupun tes lisan. Namun setidaknya ada dua metode yang digunakan dalam ujikom, yakni praktik demonstrasi dengan tambahan antara tes tertulis atau tes lisan tergantung dari skema yang diikuti.

“Metode uji kompetensinya yang jelas praktik demonstrasi, ada yang tes tulis, ada yang tes lisan. Tapi paling nggak ada dua itu, satu praktik demonstrasi, tambahannya tes tulis atau tes lisan tergantung skemanya,” terang Rakhmad.

Rakhmad menjelaskan untuk syarat mengikuti sertifikasi kompetensi tersebut sesuai dengan skema yang dipilih. Selain itu juga calon peserta merupakan mahasiswa PNM yang minimal telah menempuh semester lima. Meski begitu kegiatan sertikom tersebut akan lebih difokuskan pada mahasiswa semester enam atau yang akan lulus. Tujuannya agar sertifikat yang diperoleh dapat segera digunakan untuk melamar pekerjaan.

“Kalau syarat skema sesuai LSP yang kita punya minimal semester lima. Kita fokuskan ke semester enam yang mau lulus biar nanti bisa dipakai ketika mau melamar pekerjaan.” Jelasnya.

Selain syarat minimal semester yang ditempuh, LSP P1 PNM juga memprioritaskan mahasiswa dengan nilai IPK bagus saat menerima pendaftaran. Lewat para pendaftar tersebut bakal diurutkan menjadi 20 mahasiswa dengan IPK tertinggi agar kemungkinan untuk lulus ujian pun lebih besar.

Di samping itu sertikom yang memperoleh pendanaan dari PSKK-BNSP ini pun tidak dipungut biaya alias gratis. “Kalau berbayar atau nggak, yang mendanai BNSP jadi nggak berbayar.” Ujarnya.

Oleh sebab itu Rakhmad berharap agar mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya. Apalagi didukung dengan adanya perolehan pendanaan sehingga sertikom tersebut dapat diikuti secara gratis.

Rakhmad menambahkan bahwa dengan mengikuti sertikom mahasiswa tidak hanya akan mendapatkan ijazah, tetapi juga sertifikat kompetensi. Sertifikat tersebut pun akan berguna ketika mahasiswa mencari pekerjaan setelah lulus kuliah.

“Jadi untuk memberikan pengakuan (red: pengakuan sah bahwa kompeten) itu sih biar teman-teman kalau lulus punya dua senjata. Dua senjata, senjata satu ijazah satunya lagi sertifikat kompetensi. Karena sertifikat kompetensi sayangnya masa berlakunya cuma tiga tahun makanya yang kita uji prioritasnya yang semester enam karena biar bisa dipakai agak lama-lah (red: setelah lulus),” pungkas Rakhmad. *(Tim Humas/PIP PNM)